Assalamu’alaykum..
Sudahkah
anda berdoa hari ini ? Banyak penelitian membuktikan bahwa ketika seseorang
mengalami ketegangan atau stres, ia menjadi rentan terhadap penyakit fisik,
penderitaan mental, emosional, serta kecelakaan. Otak, rambut, kulit, paru-paru,
jantung dan sistem pencernaan adalah beberapa bagian tubuh yang dipengaruhi
langsung oleh stres.
Sementara otak, yang merupakan pusat
kehendak dan keyakinan, memiliki hubungan yang langsung dengan sistem
penyembuhan alamiah tubuh manusia. Otak secara otomatis dan kontinyu
berkomunikasi-timbal balik dengan sistem kekebalan tubuh, sistem
kardiovaskular, dan semua sistem organ pokok dengan melepaskan hormon dan bahan
kimia lainnya dari sel-sel saraf.
Otak juga berkomunikasi dengan sistem kekebalan dalam darah melalui hormon dan protein darah lainnya, yang disebut sitokin. Otak juga mengirim sinyal pada saraf tulang belakang dan memerintahkannya untuk memperlambat atau mempercepat transmisi rasa sakit.
Ilmuwan menduga bahwa, peran otak
tersebut harus ada supaya kehidupan sosial, psikologis, dan spiritual terhubung
dengan tubuh fisik, sehingga semuanya bekerjasama untuk menghasilkan kesembuhan
manusia, seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Ada sebuah buku berjudul The Healing
Power of Prayer, karangan Chester L. Tholson dan Harold G. Koenig. Dalam buku
tersebut, penulis mengatakan: “Suatu depresi mental, kecemasan yang hebat, atau
kekakuan yang disebabkan rasa bersalah atau kebencian, tampaknya telah menutup
jalur kesembuhan alamiah. Maka, di sinilah sebuah doa--yang notabene bukan
jalur kesembuhan alamiah--berperan.”
Mengapa Do’a Berperan Dalam
Kesembuhan?
Do’a yang banyak diartikan sebagai
dialog, penyerahan dan permohonan tulus kepada Tuhan: Allah SWT, penting
dilakukan supaya terjadi sinergi yang melibatkan Allah SWT sebagai Pencipta,
dan pasien, dokter, atau ilmu pengetahuan sebagai makhluk, demi kesembuhan
manusia secara total.
Sekadar catatan: healing berasal
dari kata Anglo-saxon yang berarti “untuk membuat utuh”. Mengingat penyakit kebanyakan
disebabkan oleh pikiran, maka kesembuhan total tidak akan terjadi tanpa
memulihkan kondisi pikiran.
Membersihkan Jalur Pikiran
Isi pikiran negatif yang menjadi
penyebab stres atau ketegangan merupakan faktor sangat penting untuk diatasi
dalam proses penyembuhan. Doa ibarat kita menelpon kekasih. Agar dialog dapat
berlangsung jelas dan bermakna, saluran harus bersih. Isi pikiran yang negatif
itulah pengganggu saluran komunikasi kita dengan Allah SWT.
Bagaimanapun manusia terdiri dari
rutinitas: tubuh, pikiran, dan roh.
Rileksasi merupakan cara yang penting untuk dilakukan sebelum kita berdoa.
Otak Kita Ketika Berdoa (Tinjaun
Perbedaan Antara Doa dan Meditasi)
Ada orang yang membedakan antara
meditasi dengan doa. Jika doa disebut sebagai pertemuan atau dialog dengan
Tuhan, meditasi dianggap sebagai refleksi mendalam yang memungkinkan seseorang
terhubung dengan alam semesta. Namun, alat kedokteran yang objektif ternyata
merekam kedua aktifitas tersebut sebagai sesuatu yang sama.
Ketika orang yang melakukan meditasi
menghalau semua pikiran dari benak, ternyata aktifitas dalam amygdala (bagian
otak yang memantau lingkungan dari ancaman dan mencatat ketakutan) diredam.
Sirkuit Lobus Parietal (bagian otak
yang menyesuaikan diri dengan ruang, menandai perbedaan tajam antara diri dan
dunia) menjadi tenang pula. Sirkuit Lobus Frontal dan temporal (bagian otak
yang menandai waktu) dan membangkitkan kesadaran diri) dapat dilepaskan.
Dengan keadaan seperti itu, orang
yang bermeditasi menjadi sangat rileks, sehingga memungkinkannya untuk bersatu
dengan alam semesta. Pendek kata, dari hasil penelitian, terjadi perubahan
radiologis di dalam otak ketika seseorang melakukan meditasi—meditasi di sini
adalah meditasi ala Tibet.
Perubahan yang sama, ternyata
terjadi pula pada Biarawati Fransiskan, yang otaknya dimonitor menggunakan
SPET-scanning. Ketika melakukan doa mendalam hingga merasakan kehadiran Tuhan,
otak biarawati tersebut menunjukkan perubahan seperti yang terjadi pada para
pelaku meditasi ala Tibet.
Apa yang dapat kita catat dari hasil
riset tersebut? Bahwa ada upaya ilmiah untuk membuktikan pengaruh doa terhadap
otak manusia.
Beragam Riset Tentang Do'a
Banyak riset telah dilakukan oleh
para ilmuwan, khususnya di negara barat, tentang manfaat doa dan religiusitas
bagi kesehatan, penyembuhan maupun kasus bunuh diri.
Sejumlah riset membuktikan, antara
lain bahwa orang yang tidak religius ataupun tidak mendapatkan intervensi doa,
lebih tinggi resikonya untuk melakukan bunuh diri, lebih rendah tingkat
kesembuhan dari penyakit, lebih tinggi resikonya untuk mengalami sakit, dan
lebih rentan terhadap penyakit.
Berikut ini contoh hasil riset yang
pernah dilakukan:
Sebuah riset longitudinal (8-10
tahun) yang dilakukan oleh Robbins dan Metzner terhadap 2.700 orang membuktikan
bahwa angka kematian pada kelompok yang rajin berdoa atau beribadah lebih
rendah dibanding dengan kelompok yang tidak rajin.
Riset yang
dilakukan oleh Zuckerman, Kals, dan Ostfield terhadap warga lanjut usia pun
membuktikan hal yang sama: kelompok lanjut usia yang rajin berdoa terbukti
lebih panjang umur dibandingkan dengan yang tidak rajin berdoa
Penelitian yang dilakukan
Cancerellaro, Larson, dan Wilson terhadap para pecandu alkohol, narkotika, dan
pasien gangguan jiwa skizofrenia, membuktikan rendah/tidak adanya komitmen
terhadap agama. Riset juga membuktikan bahwa terapi atau pengobatan yang
diberikan kepada mereka berhasil secara optimal bila disertai terapi doa.
Barry Rosenfeld dan kawan-kawan dari
Fordham University dan William Breitbart dari Memorial Sloan Kettering Cancer
dalam riset yang dipublikasikan tahun 2003 membuktikan adanya efek spiritualis
menawarkan proteksi atau memberikan efek penyangga dalam melawan keputusasaan
pada pasien yang menganggap hidupnya akan segera berakhir.
Riset lain juga membuktikan adanya
kaitan antara sistem imun dengan tingkat spiritualis dan kondisi emosi. Tiga
ilmuwan mengukur tingkat spiritualis dan interleukin-6 (IL-6) pada darah pasien
penyakit kanker terminal. Terbukti adanya kaitan antara tingkat fungsi imun
tubuh dengan suasana hati yang baik dan IL-6. Sebagai catatan, IL-6 adalah
protein pada sel-sel yang bekerja untuk mengatur fungsi sistem imun tubuh.
Tahun 1998 sebuah studi di
California menemukan bahwa 6 bulan setelah didoakan secara diam-diam ternyata
tingkat kesehatan pasien AIDS terbukti membaik secara signifikan bila
dibandingkan tingkat kesehatan kelompok pasien AIDS yang tidak didoakan.
Tahun 2002, hasil studi yang
dilakukan terhadap 39 pasien ICU membuktikan, mereka yang didoakan bisa keluar
dari rumah sakit lebih cepat dibandingkan pasien yang tidak didoakan, walaupun
mendapatkan pengobatan yang sama. Banyak ilmuwan semakin yakin manfaat doa bagi
kesehatan, dan riset masih terus dilakukan dengan mencermati beragam sisi.
Dalam buku The Spiritual Brain,
karya Mario Beauregard, Ph.D & Denyse O’leary, dijelaskan bahwa para
ilmuwan menawarkan 2 pendekatan. Pertama, pendekatan yang melihat
spiritualitas-religiusitas dan kesehatan adalah kekuatan yang memang kebetulan
belaka. Kedua, pendekatan yang melihat spiritualitas-religiusitas adalah hanya
produk sampingan dari perkembangan otak, sehingga kaitan antara
spiritualitas-religiusitas dan kesehatan, adalah baik bagi manusia karena
meningkatkan kesehatan secara evolusioner.
Sebuah kesimpulan menarik, yang
diungkap oleh Dr. Herbert Benson dari Harvard Medical School Amerika Serikat
(beliau adalah perintis sekaligus pendiri Harvard’s Mind/Body Medical Institute
di Boston’s Deaconess Hospital ), mendasarkan pengamatannya terhadap sejumlah
pasien, yang akhirnya sampai pada keyakinan bahwa, “Tubuh kita mendapatkan
keuntungan dari latihan bukan sekadar otot, melainkan kekayaan utama yang
berada di dalam diri manusia: keyakinan (terhadap terkabulnya doa.red), nilai-nilai,
pikiran dan perasaan.”
Selain penjelasan ilmiah tersebut,
perlu kita ingat juga bahwa Do’a seorang muslim untuk saudaranya ketika
saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan). Di
sisinya ada malaikat yang bertugas. Setiap kali dia mendo'akan kebaikan untuk
saudaranya, malaikat tersebut berkata : "Aamiin, dan engkau akan
mendapatkan yang sama dengannya." [HR. Muslim 2733]
Berikut ini adalah manfaat berdoa :
1. Mengurangi daya stress
Masalah dalam hidup ini datang silih berganti, mereka yang malas berdoa akan lebih mudah mengalami stress.
2. Menurunkan tingkat emosi atau kemarahan
Mereka yang lebih sering berdoa akan lebih mampu mengendalikan diri dalam hal emosi dan kemarahan
3. Mengurangi bahkan menghilangkan rasa keputus-asaan
Mereka yang tekun berdoa akan memiliki kemampuan lebih untuk tidak mudah putus asa saat berada dalam kegagalan, dibanding mereka yang jarang bahkan sama sekali malas berdoa.
4. Meningkatkan ketegaran hati
Mereka yang lebih tekun berdoa akan lebih tegar menghadapi peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar yang dikehendakinya.
5. Layak menerima keselamatan
Dengan berdoa, seseorang mendapatkan kesempatan untuk semakin kuat. Doa mampu mencegah bahaya, yang dosisnya tidak mampu dibendung oleh kekuatan manusia.
Masalah dalam hidup ini datang silih berganti, mereka yang malas berdoa akan lebih mudah mengalami stress.
2. Menurunkan tingkat emosi atau kemarahan
Mereka yang lebih sering berdoa akan lebih mampu mengendalikan diri dalam hal emosi dan kemarahan
3. Mengurangi bahkan menghilangkan rasa keputus-asaan
Mereka yang tekun berdoa akan memiliki kemampuan lebih untuk tidak mudah putus asa saat berada dalam kegagalan, dibanding mereka yang jarang bahkan sama sekali malas berdoa.
4. Meningkatkan ketegaran hati
Mereka yang lebih tekun berdoa akan lebih tegar menghadapi peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar yang dikehendakinya.
5. Layak menerima keselamatan
Dengan berdoa, seseorang mendapatkan kesempatan untuk semakin kuat. Doa mampu mencegah bahaya, yang dosisnya tidak mampu dibendung oleh kekuatan manusia.
Untuk itu, yuk
berdoa :)
*AHC_admin
*AHC_admin
Sumber :
http://arek-kloposepuluh.blogspot.com/2012/01/kekuatan-doa-dan-otak-manusia-sebuah.html
Sumber
:
http://munsypedia.blogspot.com/2014/01/5-fakta-unik-dan-manfaat-doa-secara.html#ixzz31b94s0zp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar