Translate

Senin, 31 Maret 2014

Apa Dampak Mengkonsumsi Mie Instan



Assalamu’alaykum..

Sudah berapa ratus kali ya sahabat, kita mendengar larangan makan mie instant? Kita juga yakin bahwa larangan tersebut berlogika, tapi kita selalu saja membiarkannya dan tidak mengambil pusing.
Sekalipun di dalam iklan disebutkan mie instant memakai bahan alami atau menyebut diri sebagai mie kesehatan, tetap saja tidak dianjurkan mengonsumsi 'si menu anak kos' ini terlalu sering. Jangan tersinggung ya :)

Ternyata, mie instan dapat :

Menghambat penyerapan nutrisi
Mie instant akan menghambat dan membatasi penyerapan nutrisi makanan. Terutama mereka yang di usia di bawah 5 tahun, disarankan sama sekali tidak diberi konsumsi mie. Mie ini berbahaya apabila sampai mencegah penyerapan nutrisi. Anak bisa kurang gizi, kerdil dan bahkan perkembangannya lambat.

Menyebabkan Kanker jika di kemas dengan styrofoam
Beberapa mie instant dikemas dalam styrofoam, di mana styrofoam adalah agen penyebab kanker. Utamanya mie instant yang hanya disajikan dengan direndam air panas, saat terkena panas, zat kimia di dalam styrofoam ini akan ikut bereaksi. Bayangkan saja bagaimana bila ia ikut larut dan masuk ke dalam tubuh

Menyebabkan keguguran
Beberapa kasus keguguran mirisnya disebabkan karena mereka terlalu sering mengonsumsi mie instant. Ternyata mie instant memberikan pengaruh buruk pada janin, sehingga akhirnya keguguranpun terjadi.

Mengacaukan metabolisme tubuh
Apabila dikonsumsi terus menerus dan dalam jangka waktu yang panjang, maka mie instant dapat mengacaukan metabolisme tubuh. Akumulasi zat kimia berbahaya seperti pengawet dan pewarna akan menjadi racun di dalam tubuh.

Bahayanya Propylene glycol
Mie instant mengandung propylene glycol, sejenis bahan anti beku yang akan mencegah mie menjadi kering. Apabila tubuh menyerap zat tersebut maka, ia akan ditumpuk di area hati, ginjal serta liver. Menyebabkan kerusakan pada tubuh, terutama tiga area tersebut kemudian melemahkan immune tubuh.

Bahaya bagi pencernaan
Apabila dikonsumsi lebih dari sekali dalam sehari, maka mie instant berpotensi membahayakan pencernaan. Problem pertama yang muncul adalah rasa begah, susah buang air besar dan ketidaknyamanan.

Kegemukan
Mengonsumsi mie instant secara rutin juga menyebabkan kegemukan. Jumlah lemak dan sodium yang tinggi di dalam mie instant menyebabkan tidak dapat diserap tubuh dan akan tinggal menumpuk menjadi lemak. Tak heran apabila ia dapat menyebabkan berat badan Anda bertambah dalam waktu singkat.

Kandungan MSG
Dan Anda perlu khawatir karena kandungan monosodium glutamate dalam mie instant ini cukup tinggi. Mereka yang tidak tahan dan alergi terhadap MSG biasanya akan merasa selalu haus, dada terbakar, sakit kepala, wajah memerah dan nafas sesak.

Kandungan sodium
Mie instant juga kaya akan kandungan sodium yang dapat menyebabkan darah tinggi, penyakit jantung, stroke dan kerusakan pada ginjal. Terutama jika sering dikonsumsi, potensi terserang penyakit tersebut sangat tinggi.

Mie instant juga junk food
Mie instant termasuk junk food yang mengandung karbohidrat sangat tinggi dan tanpa tambahan vitamin, mineral atau serat. Kandungan lemak jenuhnya juga tinggi sehingga kalori di dalamnya memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan.

Mie instan itu terbuat dari tepung, dan komposisi tepung adalah >90% karbohidrat, jadi jika hanya makan mie saja, sama saja makan nasi saja, tidak baik, tubuh kita membutuhkan gizi yang seimbang, bukan hanya karbohidrat saja.

Informasi selanjutnya tentang mie instan adalah kebiasaan masyarakat yang sering merebus mie instan bersamaan dengan bumbu-bumbunya. Padahal cara ini sangat tidak baik. Apa Alasannya? MSG yang sering disebut juga dengan michin berfungsi sebagai penyedap rasa. Tapi kita perlu tahu, MSG berbahaya jika dipanaskan hingga mencapai suhu 120 derajat celcius lebih. MSG yang dipanaskan melebih suhu tersebut akan berpotensi menjadi Karsinogen.


Apa itu Karsinogen? Karsinogen merupakan zat penyebab kanker. Zat Karsinogen mampu merubah DNA (asam deoksiribonukleat) di dalam sel-sel tubuh, hal ini akan menggangu proses-prose biologis. Jika tubuh kita sering mengalami perubahan ini, maka kanker dapat mudah muncul dalam tubuh.

Kita sebagai konsumen harus jeli dan tahu dengan benar sebelum menkonsumsi makanan maupun minuman Instan. Tidak hanya mie Instan, makanan dan minuman lainnya yang ada dalam kemasan perlu kita waspadai. Jangan sering makan dan minum makanan dan minuman kemasan, mungkin itu cara terbaik.

Jika di tinjau secara ilmiah, Menurut dr Patricia Wijaya, dokter ahli kecantikan dari Beauty Inc. di Swiss Bel Hotel Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2012) lalu, yang paling berbahaya adalah adanya kandungan bahan pengawet, MSG (monosodium glutamat), dan bahan pewarna makanan yang ada di dalam mi instan. Kandungan bahan berbahaya dalam mi instan ini didapatkan dari proses pengolahan sampai proses pengawetan yang dilakukan dengan cara menggoreng mi sampai kering. Proses penggorengan biasanya menggunakan minyak goreng, yang membuat air rebusan menjadi keruh dan sedikit berminyak ketika direbus.
 
Banyak orang yang mengatakan bahwa air rebusan pertama ini harus dibuang agar pengawetnya hilang. Namun sebenarnya zat pengawet ini tidak akan hilang. Air rebusan mi instan yang pertama akan mengeluarkan minyak dan zat kimia lainnya yang mungkin saja digunakan untuk membuatnya. Namun, bahan pengawet dan kandungan lain yang berbahaya bagi kesehatan ketika diolah lebih lanjut ini tidak akan hilang 100 persen. Ia hanya akan berkurang sedikit ketika air rebusan pertama dibuang.  Kandungan minyak, bahan pengawet, MSG, dan zat pewarna masih akan tetap menempel pada mi instan meski kadarnya sudah berkurang beberapa persen.
Sementara bagi mereka yang kerap merasa kembung setelah makan mi instan, beberapa orang memang sensitif terhadap produk makanan dari gandum yang membuatnya kembung. Selain juga, rasa kembung muncul ketika menyantap mi instan karena karbohidrat tak dicerna dengan sempurna lantaran proses memasak mi instan yang kurang matang. Kalau tak bisa dicerna sempurna, makanan masuk ke usus besar lalu difermentasi oleh mikroba, sehingga akhirnya muncul rasa begah atau kembung.
 
Tak banyak orang yang mengalami alergi pada gandum. Namun jika mengalami kembung yang disebabkan alergi gandum, dan merasa tak nyaman sebaiknya jangan makan makanan pemicu alergi. Tapi pembatasan makanan tergantung efeknya terhadap tubuh. Reaksi alergi pada setiap orang bisa berbeda. Bisa gatal-gatal, asma, kembung dan lainnya. Yang juga perlu diperhatikan saat makan mi instan, baik sebagai camilan atau makanan utama, sebaiknya jangan dimakan bersamaan dengan nasi. Ia menjelaskan, satu bungkus mi instan mengandung sekitar 200 kalori. Sementara 100 gram nasi seporsi semangkuk kecil mengandung 300-400 kalori. Anda bisa kelebihan kalori dan asupan karbohidrat jika membiasakan makan mi instan dengan cara ini, apalagi jika tak dibarengi pola makan gizi seimbang, dengan mencukupi asupan lemak, protein, dan serat dari buah juga sayuran.

Prof C Hanny Wijaya, Food Science Expert dan Head of Food Chemistry Division IPB, saat peluncuran Tropicana Slim Low Fat Noodles di Jakarta, Rabu (25/1/2012) mengatakan jika memilih makan mi instan penting untuk memerhatikan papan gizi pada kemasan mie instan. Yang paling dikhawatirkan saat makan mie instan adalah kandungan lemak tinggi pada mie, dan garam sodium dalam jumlah tinggi pada bumbu. Sodium inilah yang perlu dicermati, dan sebaiknya asupan sodium tak melebihi dari 300 mg per sajian. Perhatikan jumlah sodium di papan gizi.

Sekali lagi sahabat, Menurut Russell Blaylock, penulis buku Excitotoxins – The Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD (attention deficit disorder). MSG juga meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Ketika konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan kemudian ketika glutamat diblokir, secara dramatis pertumbuhan kanker melambat. Para peneliti telah melakukan beberapa eksperimen di mana mereka menggunakan pemblokir glutamat yang dikombinasi dengan pengobatan konvensional, seperti kemoterapi, dan hasilnya sangat baik. Pemblokiran glutamat secara signifikan meningkatkan efektivitas obat-obat anti kanker.

Produsen mie instan tentunya harus mengikuti standar aman yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun kandungan bahan kimia ini masih berpotensi untuk menyebabkan berbagai gangguan kesehatan bila dikonsumsi secara rutin. Efek yang dirasakan memang adalah efek jangka panjang, misalnya gangguan pencernaan, konstipasi, sampai kanker pencernaan, dan lainnya.

Dalam jangka panjang, bahan kimia tersebut juga akan sangat berbahaya bagi kecantikan wajah dan kulit. Kulit menjadi lebih kering, yang kelak akan menimbulkan berbagai gejala penuaan dini. Selain itu, mi instan juga akan merusak program diet Anda, karena kadar kalorinya tinggi. Sekali lagi, boleh-boleh saja menikmati mie instan, tetapi sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering. Jangan menjadikan mie instan sebagai makanan utama, melainkan sebagai jajanan selingan saja. Tetaplah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk sarapan, makan siang, dan makan malam.

Kita sebaiknya menghindari atau membatasi penggunaan MSG dalam makanan kita. Makanlah makanan dalam bentuknya yang paling alami. Bagaimanapun, tubuh kita tidak diciptakan untuk menyerap dan memanfaatkan zat sintetis buatan manusia. Tubuh kita diciptakan untuk mencerna makanan buatan alam. ingat kesehatan adalah nomor satu, karena kesehatan adalah segala-galanya.

Makanan yang paling baik bagi kita adalah makanan yang berasal dari buatan alam tentu saja dengan cara pengolahan makanan yang baik apalagi bahan makanan itu terbebas dari segala zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti dalam bahan makanan organik. Selamat Sehat Sahabat ^_^

*AHC_admin



Sumber :

http://www.vemale.com/kesehatan/22594-10-alasan-jangan-makan-mie-instant.html
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20131004201335AAJER03
http://kuliahekonomimodern.wordpress.com/2012/03/23/mie-instan-tak-baik-dikonsumsi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar