Translate

Jumat, 28 Maret 2014

Dampak Menonton Televisi SANGAT Negatif, Benarkah ?



Assalamu’alaykum..

Wah, admin teringat perkataan teman nih, bisa jadi fikiran juga sih.. tapi banyak benernya. Sempat kita mengobrol dan berbincang membicarakan kebiasaan masyarakat yang terlalu sering menonton Tv dan bahkan membiarkan dan membiasakan anaknya untuk menonton TV dan tidak mengizinkan mereka bermain diluar bersama temannya.

Semua berakhir pada kesimpulan yang pelik. Masyarakat, dirundung masalah perang pemikiran dari pihak yang “mencari keuntungan” dengan media Tontonan Televisi yang sangat mudah berpengaruh di masyarakat. Sadar atau tidak, tontonan masyarakat kita ini memiliki siklus yang tak wajar, dipagi hari di sodorkan “GOSIP”, siang hari “KRIMINAL”, dan malam hari “HIBURAN”.. lantas ?? kapan siaran pendidikan yang menambah wawasan ?

Sekali lagi, sadar atau tidak, media informasi seperti televisi (khususnya Indonesia) memberikan siaran yang lebih diperuntukkan kepada Ibu-ibu dan anak-anak, hal itu sangat berpengaruh karena seorang ibu bertugas mendidik anak-anaknya, maka jika dia tidak “terdidik” bagaimana dia mendidik anaknya kelak ? Bukankah anak adalah penerus bangsa ? Begitu juga dampak pada anak, anak-anak bisa menjadi semakin “negatif” jika dari lingkungan dan dari apa yang dia lihat tidak mendidik.. Maka dari itu, ayo kita kurangi kebiasaan menonton TV yang berlebihan ^_^

Berikut kutipan berita dari Kompas.com..
KOMPAS.com –
Bagi Anda yang mempunyai kebiasaan berlama-lama menghabiskan waktu di depan televisi tampaknya harus segera mengurangi kebiasaan tersebut. Sebuah studi di Australia menunjukkan, orang dewasa yang setiap hari menghabiskan satu jam menonton TV, DVD, atau video dapat berkurang harapan hidupnya hampir 22 menit.

Bahkan, menonton TV rata-rata 6 (enam) jam setiap harinya dapat memperpendek kehidupan Anda lima tahun.
Penelitian yang dipimpin roleh Dr. J. Lennert Veerman dari University of Queensland ini mengklaim, menonton TV merupakan suatu gaya hidup sedentari yang berdampak buruk bagi kesehatan, seperti halnya merokok dan obesitas. Selain itu, dengan terus menonton TV orang akan cenderung tidak aktif dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 11.000 orang berusia di atas 25 tahun. Studi dilakukan untuk menghitung risiko secara keseluruhan terhadap harapan hidup seseorang dari aktiivitas menonton televisi.
“Menonton TV mungkin berhubungan dengan berkurangnya harapan hidup seseorang, dimana sebanding dengan faktor risiko utama terjadinya penyakit kronis seperti obesitas,” kata peneliti yang memuat risetnya dalam British Journal of Sports Medicine.

Temuan ini juga menunjukkan, kebiasaan berlama-lama menonton televisi sebanding dengan faktor risiko yang ditimbulkan akibat merokok. Penelitian menunjukkan bahwa satu batang rokok bisa memotong kehidupan seseorang sebesar 11 menit,  setara dengan setengah jam menonton TV.

Sementara itu, peneliti dari Harvard School of Public Health, Boston, mengatakan temuan itu ‘sangat masuk akal’ karena menonton TV berkepanjangan rentan terhadap timbulnya penyakit dan kematian dini.
Bahkan data lain menunjukkan, selain obesitas, perilaku sedentari seperti keranjingan nonton TV juga terkait dengan timbulnya penyakit lainnya seperti, tingginya kadar lemak jahat dalam darah, risiko penyakit jantung, serta lebih mungkin untuk mengonsumsi makanan seperti misalnya junk food.
Berikut ini adalah sejumlah penyakit yang mungkin bisa menimpa Anda jika terlalu lama menghabiskan waktu di depan televisi :

1.            Risiko sakit jantung
Berdasarkan analisis data yang dikumpulkan selama enam tahun dengan melibatkan 8.800 laki-laki dan perempuan di Australia (usia 25 yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung), peneliti menemukan bahwa setiap satu jam menonton TV dapat meningkat risiko kematian akibat serangan jantung sebesar 18 % dan risiko kematian akibat kanker sebesar 9 %. Ini berarti bahwa orang yang menonton TV lebih dari empat jam memiliki 80 % peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler selama periode waktu 6 tahun dibandingkan orang yang menonton kurang dari 2 jam setiap harinya.

2. Gangguan tidur
Terlalu sering menonton TV dapat mengurangi kadar hormon melatonin di otak yang dapat mempengaruhi ritme alami tubuh sehingga membuat Anda terjaga lebih lama, tidur tidak teratur dan lelah. Berkurangnya level melatonin juga kerap dikaitkan dengan pubertas dini pada anak perempuan.


3. Diabetes
Sebuah studi pada perempuan yang diterbitkan Journal of American Medical Association tahun 2003 menunjukkan, risiko diabetes meningkat sebesar 14 % pada mereka yang menonton TV selama 2 dalam sehari. Penelitian lain juga menemukan bahwa pria yang menonton TV lebih dari 40 jam seminggu, 3 kali lebih berisiko menderita diabetes tipe 2 daripada pria yang menonton TV kurang dari 1 jam setiap minggunya.
4. Obesitas
Menonton televisi terlampau sering membuat otot Anda tidak bergerak. Jika otot-otot Anda tidak aktif dalam jangka waktu yang sangat lama, dapat mengganggu metabolisme dan menyebabkan kenaikan berat badan.

5. Attention Deficit Disorder (ADD)
ADD
adalah gangguan pemusatan perhatian/konsentrasi dan sifat impulsif yang tidak sesuai pada umur anak, bahkan beberapa anak dapat menunjukkan sifat hiperaktif. Penelitian di University of Washington Child Health Institute menemukan bahwa pada anak usia 3 (tiga) tahun yang menonton TV dua jam per hari, 20% berisiko memiliki masalah gangguan perhatian pada usia 7 tahun dibandingkan anak-anak tidak menonton televisi.

6. Peningkatan risiko asma
Di Inggris, sebuah penelitian mempelajari kebiasaan menonton TV lebih dari 3.000 anak-anak mulai usia bayi sampai 11 tahun. Hasil penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang menghabiskan 2 jam atau lebih menonton televisi per hari, dua kali lebih berisiko menderita asma.

7. Mindless eating
Banyak orang tidak sadar, bahwa ketika menonton televisi Anda memiliki kesempatan lebih banyak makan dibandingkan saat melakukan kegiatan lain.

8. Memberi efek negatif pada mental
Menonton TV untuk jangka waktu lama memiliki efek negatif pada perkembangan intelektual anak. American Academy of Pediatrics melarang anak-anak dibawah 2 tahun untuk menonton TV dan merekomendasikan pada anak usia diatas 2 tahun untuk tidak menonton TV lebih dari dua jam sehari.

9. Sakit mata
Menonton televisi terlalu banyak buruk bagi mata Anda, terutama ketika menonton televisi di ruangan gelap. Memfokuskan mata Anda terlalu lama pada salah satu objek dapat membuat mata Anda tegang.

10. Perilaku agresif
Anak-anak kecil lebih mungkin untuk menunjukkan perilaku agresif setelah melihat acara TV atau film kekerasan. Sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 3.000 anak usia 3 tahun menemukan bahwa anak-anak yang terlalu sering menonton TV, secara langsung atau pun tidak, akan berisiko untuk memamerkan perilaku agresif.


11. Kurang sosialisasi
Terlalu sering menonton televisi dapat mengurangi interaksi sosial Anda dengan teman dan keluarga. Hal ini dapat menyebabkan berbagai fobia sosial.

Menyeramkan bukan ? Tidak hanya itu, dampak negative pada anak juga tidak kalah. Sehingga memang, menonton televisi harus dikurangi karena beberapa hal:

1. Menonton televisi berpengaruh pada perkembangan otak.
 Pengaruh menonton televisi pada anak dibedakan berdasarkan tingkatan umur. Bagi anak berusia 0-3 tahun,  televisi dapat mengakibatkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca secara verbal maupun pemahaman, dan menghambat kemampuan berekspresi melalui tulisan. Pada anak usia 5-10 tahun, televisi dapat meningkatkan agresivitas serta kekerasan dan tidak mampu membedakan kenyataan dan khayalan.

2. Menonton televisi mendorong sifat konsumtif.
 Menonton televisi bagi anak-anak memang terlihat menarik. Selain karena acara televisi yang dihadirkan, berbagai sajian iklan yang dimuat dalam setiap tayangan televisi juga mampu menarik perhatian mereka. Berbagai iklan produk di televisi benar-benar mudah merasuki pikiran anak. Anak merupakan target pengiklan yang paling utama. Anak-anak cenderung tergiur untuk memiliki produk-produk seperti yang diiklankan. Hal ini tentu saja akan membuat anak menjadi konsumtif.

3. Menonton televisi berpengaruh terhadap sikap.
 Pada dasarnya, anak belum bisa membedakan hal baik dan hal buruk. Anak-anak cenderung akan mencontoh segala hal yang dilihatnya, termasuk tontonan di televisi. Akhirnya, mereka yang hobi menonton televisi akan berpikir bahwa semua orang memiliki sifat sama seperti ditampilkan di televisi. Hal ini tentu saja mempengaruhi sikap anak dan bisa terbawa hingga dewasa.

4. Menonton televisi mengurangi semangat belajar.
 Bahasa televisi memang terkesan lebih simple dan memikat. Hal ini tentu saja berbanding terbalik dengan buku pelajaran yang terkesan sangat kaku dengan penggunaan bahasa ilmiah. Akhirnya, menonton televisi banyak menghasilkan "bahasa televisi" yang nantinya akan membuat anak ketagihan dan malas belajar karena mereka lebih memilih melakukan hal simple.

5. Menonton televisi membentuk pola pikir sederhana.
 Akibat sering menonton televisi, anak akan kehilangan minat membaca sehingga mereka memilih pola pikir sederhana, kurang kritis, dan linear atau searah. Pada akhirnya, pola pikir tersebut akan berpengaruh pada imajinasi, intelektualitas, kreativitas, serta perkembangan kognitif anak.

6. Menonton televisi akan berakibat pada konsentrasi.
 Anak hanya memiliki rentang konsentrasi sekitar 7 menit. Rentang waktu ini sama persis seperti acara dari iklan ke iklan. Hal inilah yang akan membuat konsentrasi anak menjadi terbatas jika mereka menonton televisi terlalu sering dan dalam waktu yang lama.

7. Menonton televisi akan mengurangi kreatifitas.
 Televisi membuat anak-anak menjadi kurang bermain sehingga mereka akan menjadi manusia yang individualis. Ketika merasa bosan, mereka tidak akan keluar untuk bermain dengan teman-temannya. Yang mereka lakukan hanya memencet tombol remote control untuk mendapat hiburan. Bahkan akhir pekan pun dihabiskan untuk menonton televisi. Cara ini tentu saja akan membuat anak tidak kreatif.

8. Menonton televisi meningkatkan kemungkinan obesitas.
 Menonton televisi tentu saja membuat anak tidak bergerak aktif. Terlebih, menonton televisi selalu ditemani dengan jajanan atau makanan lain. Akhirnya, mereka hanya berdiam di depan layar seraya mengisi perut dengan jajanan. Cara makan seperti ini hanya akan menurunkan metabolisme sehingga membuat timbunan lemak yang berujung pada kegemukan.

9. Menonton televisi dapat merenggangkan hubungan antar keluarga.
Anak rata-rata menghabiskan waktu sekitar 3 jam per hari. Hal ini tentu saja akan mengurangi kebersamaan antar anggota keluarga. Bahkan, waktu makan yang seharusnya dilewati bersama keluarga akan menjadi agenda sendiri-sendiri karena anak lebih memilih makan di depan televisi sambil menonton.

Sekarang sudah tau kan sahabat ? ayo ubah kebiasaan buruk :)


*AHC_admin

 








Sumber :
http://tugas-materi-kuliah.blogspot.com/2012/09/karya-ilmiah-pengaruh-televisi-terhadap.html
http://wakyasatria.wordpress.com/2011/10/07/sering-menonton-tv-akibatkan-umur-berkurang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar