Assalamu’alaykum.
Sudah benarkah cara makan kita ? Tahukah, jika makanan yang terhidang masih panas tidak boleh di tiup? Makanan dan minuman bagi kita adalah sarana untuk menjaga kesehatan agar terus kuat beribadah kepada Allah dalam menjalankan rutinitas keseharian. Karena itulah, kita harus selalu berusaha untuk menjaga makanannya agar sehat dan baik, baik cara mendapatkannya, jenisnya dan adab-adabnya dalam makan.
Bagi seorang muslim, makan dan minum tidak sebatas untuk memuaskan nafsu belaka, karena mereka makan dan minum disaat lapar dan haus saja. Hal ini seperti riwayat “Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang!”.
Perlu kita ketahui beberapa kebiasaan kita yang
sebenarnya merupakan hal yang sederhana tetapi begitu memiliki dampak yang luar
biasa pada kesehatan, di antara adabnya adalah tidak bernafas dan meniup
minuman.
Saat kita meniup makanan/minuman yang panas tersebut, reaksi yang terjadi adalah kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam mulut. Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam.
Saat kita meniup makanan/minuman yang panas tersebut, reaksi yang terjadi adalah kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam mulut. Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam.
Dan apabila karbon dioksida (CO2) bercampur dengan air (H20), akan menjadi senyawa asam karbonat (H2CO3). Zat asam inilah yang berbahaya bila masuk kedalam tubuh kita.
H2O + CO2 => H2CO3
Perlu kita tahu bahwa didalam
darah terdapat H2CO3 yang gunannya mengatur pH (tingkat keasaman)
di dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH)
dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3-
sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut:
CO2 + H20 <= H2CO3 => HCO3- + H+
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer)
dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba
dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana
darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan
sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Sedangkan Alkalosis adalah suatu
keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit
mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Saat
dimana makanan kita tiup, karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan
uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi
tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan
dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya, sehingga pH dalam
darah menurun, maka terjadilah ASIDOSIS.
Saat
pH darah menurun, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha
tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah
karbon dioksida.
Kemudian,
ginjal kita juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi
kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam (saat kita terus menerus memasukkan
makanan/minuman dengan tiupan tadi), sehingga terjadi ASIDOSIS BERAT.
Bila
asidosis semakin memburuk, penderita akan mulai merasakan kelelahan yang luar
biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis
semakin terus memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
bahkan kematian.
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan: “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu!”.
Sungguh sangat jelas bahwa setiap yang disyari’atkan dan dituntunkan pasti mendatangkan kebaikan dan setiap yang dilarangnya pasti mendatangkan mudhorot. Dan apabila seorang muslim mengetahui hikmah dari sebuah syari’at, maka dia akan semakin mantap dalam mengamalkannya. Dan apabila belum mampu menyingkapnya, maka keterangan dari Al-Qur’an dan Sunnah sudah mencukupi.
Dari sini juga semakin jelas hikmah dari larangan Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam agar ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalam gelas. Hal ini karena ketika kita minum langsung banyak (habis satu gelas), maka ada kemungkinan kita akan bernapas di dalam gelas, yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas!
*AHC_admin
Sumber :
http://websitedada0.wordpress.com/2013/02/11/kenapa-makanan-dan-minuman-diharamkan-untuk-ditiup-tiup/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar