Assalamu’alaykum..
Sebelum masuk pada bahasan artikel ini, Perlulah kita mengingat tentang sebuah kisah yang Nabi sabdakan. Suatu hari seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad Salallahu’alaihi Wasallam. Ia meminta nasihat dan Nabi berpaling kepadanya, lalu beliau bersabda dengan berulang-ulang: “Jangan pernah marah!” (HR Bukhari)
Mungkin hanya pesan singgat, namun memiliki makna yang sangat baik. Semua berawal dari perasaan “marah”. Baginda Nabi melarang kita marah, karena marah membuat kita tidak bisa mengontrol emosi. Bisa jadi marah kita menyakiti hati orang lain, atau membuat penyesalan di akhir pada diri sendiri ketika disaat marah tersebut, tanpa sadar kita berbuat suatu hal yang merugikan.
Hal ini kemudian diperjelas oleh penelitian ilmiah yang menekankan bahwa kemarahan, secara psikologis dan rangsangan neorotik, memiliki pengaruh yang lebih besar daripada berlari dalam hal meningkatkan denyut jantung dan memompa lebih banyak darah dan lebih cepat. Namun, marah tidak seperti berlari, pelari bisa berhenti jika dia mau, sedangkan marah tidak dapat dikuasai dengan mudah, terutama jika orang tersebut tidak terbiasa. Kemudian apa yang bisa terjadi?
Secara klinis terbukti bahwa orang-orang yang melampiaskan kemarahan dapat dengan mudah menderita hipertensi dan arteriosklerosis karena tekanan darah menjadi terlalu tinggi, sedangkan pembuluh darah kehilangan kemampuan untuk memperluas diri untuk menampung tambahan darah yang terpompa. Selain itu ada juga dampak psikologis dan sosial yang dapat merusak hubungan manusia.
Di sisi lain, Dr.Ahmed Shawki Ibrahim, anggota dari Royal Society of Medicine di London dan konsultan kardiologi internal medicine, mengatakan bahwa kodrat manusia ditandai oleh kecenderungan dan perilaku yang berbeda. Sebagai contoh, keinginan jasmani mengarah kepada kemarahan, sifat dominan dilambangkan oleh kecenderungan terhadap kesombongan dan keangkuhan sementara mengikuti hawa nafsu seseorang menghasilkan kebencian dan keengganan untuk orang lain.
Secara umum, di samping penyakit-penyakit psikologis dan fisik lain seperti diabetes dan angina, menurut penelitian ilmiah dan menurut Dr Shawki, mengafirmasi kenyataan bahwa kemarahan yang terus-menerus dapat mempercepat kematian manusia.
Nabi Muhammad Saw. memerintahkan kita untuk menahan diri jika marah karena setiap tindakan di waktu marah itu dapat membawa penyesalan ketika tenang.
Alquran menggambarkan amarah sebagai kekuatan jahat yang memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Ketika Nabi Musa kepada kaumnya, maka ia marah, lalu dilemparnya lembaran-lembaran kitab suci, lalu ia menarik kepala saudaranya. Kemudian ketika amarah Musa mereda, maka beliau mengambil lembaran-lembaran kitab suci tersebut. Tampak jelas perbandingan antara kedua kondisi tersebut.
Jadi, apa yang kita butuhkan adalah kontrol diri setelah iman yang kuat dan kepercayaan kepada Allah, Pencipta kita. Petunjuk Nabi Saw. mengajarkan kepada kita bahwa kekuatan itu identik dengan ketenangan, bukan kemarahan yang tak terkontrol.
Obat penenang juga tidak dapat menjadi solusi, karena efeknya justeru negatif.
Penggunaan obat penenang sering mereka dapat menjadikan kecanduan sehingga tidak dapat dihentikan. Cara mengatasinya adalah dengan mengubah perilaku manusia itu sendiri dalam menghadapi masalah sehari-hari, yaitu dengan ketenangan dan kehalusan, bukan dengan marah.
Dr. Shawki menambahkan bahwa ada dua terapi psikologis untuk meredakan kemarahan:
Pertama: mengurangi kepekaan emosional dengan melatih pasien, di bawah pengawasan medis, untuk bersantai jika bertemu dengan situasi sulit sedangkan ia tidak merasakan kegembiraan.
Kedua: melalui relaksasi psikologis dan fisik, sembari mengingat pengalaman yang paling sulit dan mengubah posisi fisik, yaitu berdiri, duduk atau berbaring.
Cara menghilangkan
marah - Rasa
marah/emosi adalah salah satu sifat alamiah manusia, manusia akan mengalami
rasa marah ketika keinginannya tidak sesuai dengan harapan, ketika mendapat
tantangan yang begitu besar sampai gangguan dari pihak-pihak yang tidak
diinginkan. Sering marah datang dengan tiba-tiba tanpa ada keinginan dari orang
yang marah, sehingga tak jarang pula amarah seseorang kepada orang lainnya
dapat menimbulkan efek negatif nantinya. Terkadang orang yang marah akan merasa
malu ketika telah marah kepada seseorang. Terkadang orang menganggap bahwa
dengan meluapkan amarah akan membuat masalah bisa selesai, tetapi
sesungguhnya meluapkan rasa marah itu justru akan memperburuk keadaan
yang sedang terjadi.
Di bulan puasa nanti umat muslim wajib menahan segala bentuk rasa marah sebab dapat membuat ibadah puasa menjadi makruh dan bahkan bisa menjadi batal. Selama bulan puasa tentunya menahan amarah bisa menjadi lebih berat mengingat dalam keadaan lapar orang sangat mudah merasa marah/emosi. Menghilangkan rasa marah dengan seketika memang terkadang terasa sulit, untuk bisa menghilangkan rasa marah dibutuhkan beberapa cara-cara yang cukup mudah.
Cara menghilangkan rasa marah
1. Berdiri , duduk, baring.
Salah satu hadis Rasulullah SAW tentang marah adalah dengan duduk ketika marah dalam keadaan berdiri, dan baring jika sedang marah dalam keadaan duduk. Tetapi jika kamu masih marah maka berwudhulah. Hadis Rasululah SAW ini sangat ampuh digunakan untuk menghilangkan rasa marah, hal ini juga terbukti secara ilmiah, dimana ketika sedang berdiri maka aliran darah menuju jantung sangat kuat, sedangkan ketika sedang duduk alirannya menjadi lemah, begitupun saat berbaring aliran darah ke jantung menjadi sangat lemah. Inilah alasan mengapa orang tua yang sedang marah biasanya akan langsung berdampak pada jantungnya.
2. Sabar melawan rasa marah.
Di dalam Ajaran Agama Islam, perang terbesar umat manusia saat ini adalah perang melawan hawa nafsu, sedangkan rasa marah timbul diakibatkan oleh hawa nafsu sesaat. Berusaha untuk tetap bersabar merupakan jalan terbaik ketika kamu marah kepada seseorang, dengan bersabar maka perlahan-lahan hati dan pikiran kamu menjadi dingin dan jernih kembali menghadapi masalah yang sedang terjadi.
3. Ingat segala kebaikan orang lain
Biasanya marah selalu disertai dengan tindakan, apakah itu caci maki maupun pukulan pada bagian tubuh orang yang kita marahi. Ketika sedang marah tersebut berusahalah sekeras mungkin untuk mengingat hal-hal kebaikan yang pernah orang itu lakukan kepadamu. Maka dengan seketika rasa amarah di dadamu akan langsung padam seperti api yang disiram air, cara ini sering saya lakukan ketika sedang marah, sebab seberat apapun kesalahan seseorang kepada kita tetap ia juga pernah berbuat baik kepada kita, ingatlah selalu hal itu.
4. Ingat segala keburukan yang akan terjadi.
Ketika kamu sedang marah, maka ingatlah segala bentuk keburukan yang akan terjadi seperti hal-hal yang tidak diinginkan. Ingatlah apa yang akan terjadi dengan orang akan kamu marahi, apakah ia akan merasa lebih baik atau justru merasa lebih buruk? Walaupun memarahi orang dengan tujuan untuk membuatnya menjadi lebih baik terkadang berdampak sebaliknya justru membuatnya menjadi lebih buruk.
5. Ingatlah jika ia yang marah kepadamu.
Apakah kamu menyukai ketika dimarahi? coba renungkan kembali jika seandainya orang yang kamu marahi itu justru yang memarahi kamu. Apakah kamu akan merasa takut dimarahi atau tidak?
itulah 5 cara menghilangkan rasa marah dalam sekejap.Semoga kita semua menjadi pribadi yang pemaaf apalagi menjelang bulan suci ramadhan 2012. Kini saatnya kita saling memaafkan atas segala kesalahan kita sebelum tiba bulan ramadhan, bukan sebaliknya meminta maaf di hari raya.
Langkah-langkah Ilmiah dan
praktis untuk pengobatan emosional kronis
1 – Selama lebih dari setengah abad yang lalu Para psikolog menegaskan bahwa ada langkah mendasar yang harus dilakukan untuk mengatasi emosi, yaitu pengakuan adanya ketidakseimbangan atau penyakit. Karena emosi psikologis jika terus berkembang maka akan menjadi penyakit yang terus menghantui diri seseorang sepanjang hidupnya, dan penyakit ini tidak akan bisa sembuh kecuali dengan adanya pengakuan bahwa penyakit ini ada dalam dirinya dan harus bergerak cepat untuk melakukan langkah penyembuhannya.
1 – Selama lebih dari setengah abad yang lalu Para psikolog menegaskan bahwa ada langkah mendasar yang harus dilakukan untuk mengatasi emosi, yaitu pengakuan adanya ketidakseimbangan atau penyakit. Karena emosi psikologis jika terus berkembang maka akan menjadi penyakit yang terus menghantui diri seseorang sepanjang hidupnya, dan penyakit ini tidak akan bisa sembuh kecuali dengan adanya pengakuan bahwa penyakit ini ada dalam dirinya dan harus bergerak cepat untuk melakukan langkah penyembuhannya.
Ini adalah fakta ilmiah
dan bukan pendapat para psikolog, atau sekedar teori yang bisa salah dan bisa
benar, hal demikian terjadi karena para ilmuwan telah menegaskan akan fakta
ini, atau secara nyata seseorang dapat berkomunikasi dengan dirinya setelah muncul
emosi secara langsung dan mencoba mengakui terhadap dirinya bahwa dirinya
sangat cepat dan melakukan kesalahan dalam emosi ini. Ini adalah langkah yang
paling penting dalam pengobatan emosi.
2 – Langkah kedua dan juga
sangat penting serta sebagai komplementer untuk yang pertama adalah mencoba
memberikan pesan kepada dirinya dengan mengatakan kepadanya: "Aku harus
menghentikan emosi, karena ini merupakan tindakan salah dan mengakibatkan hasil
yang tidak baik serta menyebabkan banyak malu."
Pesan ini harus diulang
dan merasakan adanya kepuasan terhadapnya, dengan kata lain harus meniatkan
diri untuk tidak kembali pada sikap emosi yang dapat merugikan dirinya sendiri.
3 - Ada langkah praktis
lain yang harus dilakukan oleh orang yang "emosional" yaitu memulai
segera secara aplikatif bersikap toleran dan pemaaf terhadap orang lain. Dalam
penelitian telah ditemukan bahwa manusia yang paling panjang usianya adalah
orang yang paling toleran dan pemaaf! Jadi, Anda harus memiliki kemampuan untuk
mentolerir dan memaafkan orang-orang yang menyakiti, menyinggung atau
mengganggu Anda. Karena tanpa langkah ini, Anda
tidak akan mampu memperbaiki diri dan emosi akan tetap mengendalikan
diri Anda. Sebagaimana para peneliti saat ini juga menegaskan bahwa dengan
berinfak (mengeluarkan sebagian harta) kepada fakir miskin dan membantu mereka
memperoleh sesuatu mendapatkan ketenangan dan kenyamanan hidup, akan mengobati
penaykit emosi yang ada dalam dirinya.
Bahwa sikap pemaaf atau
toleran sangatlah urgen dan penting karena keduanya akan menjadi sarana
penyembuh emosi dari akarnya, karena alasan utama yang ada di balik setiap
emosi adalah perasaan bahwa orang lain telah menyakitinya dan kemudian mencoba
bereaksi secara emosional terhadap mereka dalam bentuk balas dendam. Jika
diputuskan untuk mengirim pesan kepada dirinya maka pada saat yang bersamaan
dirinya harus mentolerir orang lain dan mengulangi pesan ini lalu menemukan
diri agar selalu toleran dan memaafkan!
4 - Ada prosedur internal
lain yang harus dilakukan yaitu perlawanan terhadap emosi dan berusaha
memadamkan api dengan mengulangi pesan: "Aku harus menahan emosi sekecil
apapun" .
Pesan ini akan menemukan
jalannya akal bawah sadar yang merupakan kontrol utama emosi.
5 – Sebagaimana ada cara
lain yang dapat dilakukan yaitu melakukan aktivitas apapun dan meyakini
diri bahwa perbuatan tersebut akan
mengarah pada keberhasilan yang Anda inginkan, namun ketika hal tersebut gagal
maka harus diubah dengan cara lain dan melakukan tindakan/aktivitas lain untuk
mencapai kesuksesan yang diinginkan. Karena yakin terhadap kesuksesan adalah
bagian dari keberhasilan, maksudnya adalah bahwa jika yakin akan berhasil dalam melakukan
sesuatu maka keyakinan tersebut akan menjadi cara yang efektif untuk menuju
keberhasilan dalam suatu pekerjaan.
Karenanya harus yakin dan
sangat yakin bahwa kita memiliki kemampuan untuk menyembuhkan emosi sehingga
penyakit ini akan hilang dengan mudah dan gampang, namun harus
mengkomunikasikan diri dan terus-menerus mendorongnya untuk menghilangkan sikap
emosi ini dan tidak keras kepala atasnya.
Otak kita adalah sebuah
mesin yang selalu siap menerima perintah dan petunjuk, jika mesin ini diarahkan
pada berbagai pesan yang bermanfaat secara terus-menerus maka akan berhasil
menyembuhkan emosi dan sekali lagi, kita
harus yakin akan hal tersebut. Ya.. mesin ini akan menjawab secara bertahap,
dan Anda akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi ini. Ingat jangan
pernah meninggalkan pesan-pesan negatif atau gelap terhadapa otak Anda, namun
berikan dan masukkan pesan-pesan yang positif dan cerah saja ke dalam otak
Anda.
Sekarang, setelah kita
melihat langkah-langkah perawatan secara ilmiah pada pemrograman otak manusia,
bagaimana dengan pemrograman yang ada dalam Al-Quran?
Langkah-langkah perbaikan
melalui kitab suci Al-Qur’an
Al-Qur’an telah
memberitahukan kepada kita tentang sifat dan karakteristik surga yang
dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertaqwa:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا
السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa”. [Ali Imran: 133].
Namun apa saja
karakteristik dan sifat orang-orang yang betaqwa?
Allah berfirman dalam ayat
berikutnya:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ
الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan”. [Ali Imran: 134].
Ayat diatas mencakup tiga
tindakan nyata dalam melakukan perbaikan diri dari emosi:
1 – Berinfak dari sebagian
harta yang dimiliki pada orang miskin: Ini dibenarkan oleh para ulama bahwa
yang demikian akan mendapatkan semacam stabilitas psikolog manusia: “Mereka
yang berinfak pada waktu senang dan susah”.
2 – Berusaha untuk
memadamkan api emosi dengan berbagai cara dan tidak mentolerirnya sehingga
meluncur ke arah yang lain: Kaidah inilah yang
dikenal orang banyak dengan kedisiplinan diri (6): “Dan yang mampu
menahan amarah”.
3 – Sebagaimana ayat
diatas juga mencakup praktek sikap toleran dan memaafkan terhadap orang lain,
hal inilah yang banyak ditegaskan oleh para ulama sekarang bahwa toleran dan
pemaah adalah cara terbaik untuk mengatur emosi. “Dan orang-orang mudah
memberikan maaf kepada orang lain”.
Kemudian akan kita baca
dan bahas ayat selanjutnya dimana Allah berfirman:
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا
فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا
لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى
مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (Ali Imran: 135).
Ayat diatas juga mencakup
tiga langkah praktis untuk mengobati kezhaliman diri, dan kita semua tahu bahwa
emosi dan terburu-buru serta ceroboh adalah jenis kezhaliman manusia terhadap
dirinya sendiri. Adapun tiga langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1 - Pengakuan terhadap
dosa dan kesalahan: ketika orang berimana melakukan kesalahan atau kezhaliman
terhadap dirinya sendiri, emosi atau ceroboh dalam dalam melakukan suatu
tindakan maka harus segera menyadari dan mengakui kesalahannya: “Mereka yang
selalu memohon ampun terhadap kesalahan-kesalahan mereka”, Ayat tersebut
menegaskan akan adanya pengakuan bersalah, karena mohon ampun dan meminta
pengampunan Allah tidak akan terjadi kecuali setelah orang yang beriman merasa
bersalah dan berdosa lalu bersegera mohon ampun kepada-Nya. Para peneliti
menegaskan bahwa pengakuan bersalah terhadap diri sendiri adalah jalan menuju
perbaikan diri. Namun Al-Quran memerintahkan kepada kita untuk mengakui
dosa-dosa kepada Allah SWT semata!! Karena Dialah Zat yang paling mampu untuk
memberikan kesembuhan.
2 –Yakin bahwa emosi dan kesalahan ini dapat diobati:
Para ulama menegaskan bahwa tingkat keyakinan pasien merupakan setengah dari
pemulihan sekalipun banyak, dan inilah makna dari ayat Allah: “Dan tidak ada
yang mampu memberikan ampunan kecuali Allah”Bahwa kata-kata memberikan perasaan
percaya diri yang tinggi dan besarnya kemungkinan mendapat pengampunan dosa dan
bahwasanya emosi ini mungkin tidak akan terulang lagi.
3 – Para ulama dan ilmuwan
NLP juga menegaskan bahwa cara yang paling ideal untuk mengobati mental
disorders dan emosi, adalah dengan memiliki kehendak yang cukup dan kuat untuk
tidak mengulangi emosinya dan tidak keras kepala atasnya. Pertanyaannya adalah:
Bukankah itu yang disebutkan dengan ayat ini: “Dan tidak bersikeras pada apa
yang mereka lakukan?
Sekarang perhatikan teks
Al-Quran:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ * وَالَّذِينَ إِذَا
فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا
لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى
مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ * أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ
رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah
ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai,
sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang
beramal”. (Al-Imran: 133-136).
*AHC_admin
Sumber :
http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/misteri-marah-antara-sains-dan-quran.htm
http://tikars.blogspot.com/2012/07/cara-menghilangkan-rasa-marah-di-dada.html
http://kaheel7.com/id/index.php?option=com_content&view=article&id=85:kekuatan-kontrol-emosi--tinjauan-ilmiah-dan-imaniah-&catid=39:rahasia-al-quran-dan-al-sunnah&Itemid=58
http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/misteri-marah-antara-sains-dan-quran.htm
http://tikars.blogspot.com/2012/07/cara-menghilangkan-rasa-marah-di-dada.html
http://kaheel7.com/id/index.php?option=com_content&view=article&id=85:kekuatan-kontrol-emosi--tinjauan-ilmiah-dan-imaniah-&catid=39:rahasia-al-quran-dan-al-sunnah&Itemid=58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar